Minggu, 16 Juli 2017

Aksara Sunda Kaganga


    Assalamualaikum wr.wb Sampurasun baraya... dalam kesempatan kali ini penulis atau panggil saja kang Ayu :v akan memberikan sedikit informasi tentang Aksara sunda atau Tulisan Sunda, menurut akang sendiri, sebagai orang sunda harus tau tentang tulisan sunda ini karena ini warisan budaya dari para pendahulu kita yang harus kita lestarikan agar tidak hilang tergugus oleh zaman yang kian menerawang ke dalam jiwa :v,oke cukup basa basi nya, mangga di simak mugia aya manfaatna ^_^

  • Pengertian Aksara Kaganga : merupakan sebuah nama kumpulan beberapa aksara yang berkerabat di Sumatra sebelah selatan. Aksara-aksara yang termasuk kelompok ini adalah antara lain aksara RejangLampungRencong, dan lain-lain.

Nama kaganga ini merujuk pada tiga aksara pertama yang mengingatkan kita kepada urutan aksara di India.
Istilah kaganga diciptakan oleh Mervyn A. Jaspan (1926-1975), antropolog di University of Hull (Inggris) dalam buku Folk literature of South Sumatra. Redjang Ka-Ga-Nga texts. Canberra, The Australian National University 1964. Istilah asli yang digunakan oleh masyarakat di Sumatra sebelah selatan adalah Surat Ulu.
Aksara Batak atau Surat Batak juga berkerabat dengan kelompok Surat Ulu akan tetapi urutannya berbeda. Diperkirakan zaman dahulu di seluruh pulau Sumatra dari Aceh di ujung utara sampai Lampung di ujung selatan, menggunakan aksara yang berkerabat dengan kelompok aksara Kaganga (Surat Ulu) ini. Tetapi di Aceh dan di daerah Sumatera Tengah (Minangkabau dan Riau), yang dipergunakan sejak lama adalah huruf Jawi.
Perbedaan utama antara aksara Surat Ulu dengan aksara Jawa ialah bahwa aksara Surat Ulu tidak memiliki pasangan sehingga jauh lebih sederhana daripada aksara Jawa, dan sangat mudah untuk dipelajari .
Aksara Surat Ulu diperkirakan berkembang dari aksara Pallawa dan aksara Kawi yang digunakan oleh kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan.
Aksara Kaganga
Aksara Kaganga
  • Aksara Sunda Baku  merupakan sistem penulisan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuno yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer. Saat ini Aksara Sunda Baku juga lazim disebut dengan istilah Aksara Sunda.
Latarbelakang dan Sejarah Aksara Sunda      Setidaknya sejak Abad IV masyarakat Sunda telah lama mengenal aksara untuk menuliskan bahasa yang mereka gunakan. Namun demikian pada awal masa kolonial, masyarakat Sunda dipaksa oleh penguasa dan keadaan untuk meninggalkan penggunaan Aksara Sunda Kuna yang merupakan salah satu identitas budaya Sunda. Keadaan yang berlangsung hingga masa kemerdekaan ini menyebabkan punahnya Aksara Sunda Kuna dalam tradisi tulis masyarakat Sunda.
     Pada akhir Abad XIX sampai pertengahan Abad XX, para peneliti berkebangsaan asing (misalnya K. F. Holle dan C. M. Pleyte) dan bumiputra (misalnya Atja dan E. S. Ekadjati) mulai meneliti keberadaan prasasti-prasasti dan naskah-naskah tua yang menggunakan Aksara Sunda Kuna. Berdasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya, pada akhir Abad XX mulai timbul kesadaran akan adanya sebuah Aksara Sunda yang merupakan identitas khas masyarakat Sunda. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menetapkan Perda No. 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda yang kelak digantikan oleh Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.
    Pada tanggal 21 Oktober 1997 diadakan Lokakarya Aksara Sunda di Kampus UNPAD Jatinangor yang diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Kemudian hasil rumusan lokakarya tersebut dikaji oleh Tim Pengkajian Aksara Sunda. Dan akhirnya pada tanggal 16 Juni 1999 keluar Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 343/SK.614-Dis.PK/99 yang menetapkan bahwa hasil lokakarya serta pengkajian tim tersebut diputuskan sebagai Aksara Sunda Baku.
     Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan di kepada umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diadakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama Museum Sri Baduga, Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut.
    Namun demikian, setidaknya hingga akhir tahun 2007 Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari Bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan Bahasa Sunda. Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Lampung dan Provinsi Jawa Tengah telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.


Aksara Swara


Representasi grafis
Sunda A.png = aSunda Ae.png = éSunda I.png = iSunda O.png = o
Sunda U.png = uSunda E.png = eSunda Eu.png = eu

 Aksara Ngalagena


Representasi grafis
Sunda Ka.png = kaSunda Ga.png = gaSunda Nga.png = nga
Sunda Ca.png = caSunda Ja.png = jaSunda Nya.png = nya
Sunda Ta.png = taSunda Da.png = daSunda Na.png = na
Sunda Pa.png = paSunda Ba.png = baSunda Ma.png = ma
Sunda Ya.png = yaSunda Ra.png = raSunda La.png = la
Sunda Wa.png = waSunda Sa.png = saSunda Ha.png = ha

 Rarangkén

Berdasarkan letak penulisannya, 14 rarangkén dikelompokkan sebagai berikut:
  • rarangkén di atas huruf = 5 macam
  • rarangkén di bawah huruf = 3 macam
  • rarangkén sejajar huruf = 5 macam
a. Rarangkén di atas huruf
Sundanese sign panghulu.pngpanghulu, membuat vokal aksara Ngalagenadari [a] menjadi [i].Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign panghulu.png = ki.
Sundanese sign pamepet.pngpamepet, membuat vokal aksara Ngalagenadari [a] menjadi [ə].Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign pamepet.png = ke.
Sundanese sign paneuleung.pngpaneuleung, membuat vokal aksara Ngalagenadari [a] menjadi [ɤ].Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign paneuleung.png = keu.
Sundanese sign panglayar.pngpanglayar, menambah konsonan [r] pada akhir suku kata.Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign panglayar.png = kar.
Sundanese sign panyecek.pngpanyecek, menambah konsonan [ŋ] pada akhir suku kata.Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign panyecek.png = kang.
b. Rarangkén di bawah huruf
Sundanese sign panyuku.pngpanyuku, membuat vokal aksara Ngalagenadari [a] menjadi [u].Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign panyuku.png = ku.
Sundanese sign panyakra.pngpanyakra, menambah konsonan [r] di tengah suku kata.Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign panyakra.png = kra.
Sundanese sign panyiku.pngpanyiku, menambah konsonan [l] di akhir suku kata.Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign panyiku.png = kla.
c. Rarangkén sejajar huruf
Sundanese sign paneleng.pngpanéléng, membuat vokal aksara Ngalagenadari [a] menjadi [ɛ].Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign paneleng.png = .
Sundanese sign panolong.pngpanolong, membuat vokal aksara Ngalagenadari [a] menjadi [ɔ].Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign panolong.png = ko.
Sundanese sign pamingkal.pngpamingkal, menambah konsonan [j] di tengah suku kata.Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign pamingkal.png = kya.
Sundanese sign pangwisad.pngpangwisad, menambah konsonan [h] di akhir suku kata.Contoh: Sunda Ka.png = ka → Sundanese sign pangwisad.png = kah.
Sundanese sign pamaeh.pngpatén atau pamaéh, meniadakan vokal pada suku kata.Contoh: Sunda Ka.png = ka → pamaeh = k.

 Angka


Representasi grafis
Sundanese digit 1.png = 1Sundanese digit 2.png = 2
Sundanese digit 3.png = 3Sundanese digit 4.png = 4
Sundanese digit 5.png = 5Sundanese digit 6.png = 6
Sundanese digit 7.png = 7Sundanese digit 8.png = 8
Sundanese digit 9.png = 9Sundanese digit 0.png = 0
Dalam teks, angka diapit oleh dua tanda pipa | … |.
Contoh: |Sundanese digit 2.pngSundanese digit 4.pngSundanese digit 0.png| = 240

Sekian Semoga Bermanfaat,dan menambah ilmu para pembaca,mohon maaf bila ada salah dalam penulisan, karena penulis hanyalah manusia biasa :v Wassalamualaikum wr.wb 

Sumber: Wikipedia


1 komentar:

  1. 'Tiny Tint' - Titanium Tint - T-iron Art
    Tint - T-iron trekz titanium pairing Art nano titanium flat iron is a croc titanium flat iron fine titanium mens rings art painting. titanium element The painting is composed of wood, wood and stone. The glass depicts the shape of the sunlit

    BalasHapus